Laman

*** BINA PSIKOLOGI SURABAYA *** Alamat : Jl. Kedung Tarukan 2 / 31-A Surabaya, Telp. 03170272815 / 0817309685, email : mudhar.bps@gmail.com

Selasa, 26 Juli 2011

MARHABAN YAA RAMADHAN : Reward bukan solusi yang tepat untuk melatih anak berpuasa

Sebentar lagi bulan puasa tiba, kewajiban untuk semua umat muslim untuk menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh selama bulan ramadhan. Selain ibadah puasa bulan ramadhan juga banyak dijadikan ajang untuk meraup keuntungan memperoleh pahala yang besar. Selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu seakan-akan hanya ingin dilalui dengan pekerjaan-pekerjaan yang baik saja. Setiap orang muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala bulan ramadhan, masjid surau dan muholla penuh dikunjungi jemaah yang ingin menunaikan sholat tarawih, bahkan sampai meluber kehalamannya.
Satu lagi yang sering kita lihat bahkan kita alami, adalah pembelajaran atau pendidikan berpuasa pada anak-anak kita. Keinginan orang agar anaknya yang mungkin baru berusia 4 tahun agar bisa melakukan ibadah puasa adalah sangat mulia dan sangat didambakan oleh semua keluarga muslim. Berbagai cara dan daya upaya agar anaknya juga bisa menjalankan puasa. Mulai dari belajar berpuasa sampai dengan jam 10 pagi, jika sudah mampu dilanjukan dengan berpuasa sampai dengan waktu sholat dzuhur, jika sudah mampu akan dicoba lagi berpuasa sampai dengan waktu shalat ashar, dan begitu seterusnya sampai putra-putri mereka mampu menjalankan puasa sampai waktunya terbenam matahari, itulah mungkin yang sering kita dengar dan kita lihat dalam mendidik serta melatih anak berpuasa.
Reward atau hadiah juga sering dijadikan sarana untuk melatih agar agak mau berpuasa. Orang tua sering berkata : ”Nak kalau kamu mampu berpuasa 1 hari maka pada hari raya idul fitri nanti kamu akan saya kasih hadiah uang 10 ribu, jika 2 hari 20 ribu, dan jika sebulan penuh maka akan saya kasih 500 ribu”
Itulah salah satu cara untuk meningkatkan motivasi anak untuk berpuasa yang mungkin sering kita lihat, sering kita dengar dari orang tua, bahkan mungkin sering kita lakukan sendiri. Memang cara ini sangat ampuh untuk memotivasi anak agar berpuasa. Banyak anak yang mau menjalankan puasa karena adanya Reward. Namun kalau ini dijadikan senjata agar anak mau menjalankan puasa, maka yang dikhawatirkan anak akan selalu menilai bahwa setiap aktivitas bahkan ibadah akan selalu dinilai dengan hadiah. Sehingga nilai keikhlasan ibadahnya akan berkurang bahkan tidak ada. Saya bukanlah orang yang anti Reward dalam mendidik anak, tapi Reward tersebut adalah langkah terakhir atau bisa jadi juga sewaktu-waktu, tidak terlalu sering dilakukan. Saya sangat setuju jika Reward itu bukan berupa materi tetapi berupa aspek psikologis, berupa pujian dan yang terpenting adalah berupa nikmat Allah yang sudah dijanjikan. Nah kalau anak sudah dijanjikan dengan nikmat Allah yang akan selalu diterima, insyaallah dalam setiap ibadah termasuk menjalankan puasa hanya akan bermuara kepada ridho ilahi robbi, amin yaa robbal alamin, ”SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA”.