Laman

*** BINA PSIKOLOGI SURABAYA *** Alamat : Jl. Kedung Tarukan 2 / 31-A Surabaya, Telp. 03170272815 / 0817309685, email : mudhar.bps@gmail.com

Kamis, 28 April 2011

TURNOVER

Ketika para pemangku HRD bertemu atau berkomunikasi yang banyak ditanyakan atau dibicaran berkisar tentang rekruitmen karyawan baru. Menurut mereka hampir setiap hari para HRD ini memasang iklan ataupun melakukan tes selekasi. Adanya proses seleksi setiap hari bukanlah berarti bertambah berkembangnya perusahaan sehingga membutuhkan tambahan karyawan baru, namun yang terbanyak karena adanya karyawan yang keluar dari perusahaan, sehingga bagian personalia atau HRD sering disibukan dengan proses seleksi karyawan baru. Keluar masuknya karyawan ini yang disebut dengan Turnover. Perputaran atau turnover ini merupakan tantangan khusus bagi devisi pengembangan sumber daya manusia. Karena kejadian-kejadian tersebut tidak dapat diperkirakan dari awal, kegiatan-kegiatan HRD adakalanya tidak mampu mempersiapkan setiap saat pengganti karyawan yang keluar, karena karyawan yang keluar tidak dapat diprediksi dari awal. Di lain pihak, dalam banyak kasus nyata, program pengembangan perusahaan yang sangat baik justru meningkatkan intensi turnover.
Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari organisasi atau perusahaan adalah suatu fenomena penting dalam kehidupan organisasi. Ada kalanya pergantian karyawan memiliki dampak positif. Namun sebagian besar pergantian karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang dalam arti yang lebih luas. Berdampak positif hanya pada aspek bahwa perusahaan tidak berkewajiban memberikan uang tambahan baik berupa pesangon, tunjangan hari tua, mungkin juga kenaikan gaji. Dan ini banyak terjadi pada karyawan-karyawan level bawah, sedangkan pada level menengah ke atas biasanya jarang terjadi turnover kalaupun ada prosestasenya kecil.

Indikator adanya intensi turnover
1. Absensi yang meningkat
Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, biasanya ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan sebelumnya. Sudah sering tidak masuk kerja, sering terlambat.
2. Mulai malas bekerja
Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih malas bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat lainnya yang dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan bersangkutan. Semakin besar harapan akan mendapatkan sesuatu yang lebih ditempat lain, semakin besar pula kemalasan dari karyawan tersebut.
3. Peningkatan terhadap pelanggaran tatatertib kerja
Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih sering meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun berbagai bentuk pelanggaran lainnya.
4. Peningkatan protes terhadap atasan
Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, lebih sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan. Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan karyawan.
5. Perilaku berbeda dari biasanya
Biasanya hal ini berlaku untuk karyawan yang karakteristik positif. Karyawan ini mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang dibebankan, dan jika perilaku positif karyawan ini meningkat jauh dan berbeda dari biasanya justru menunjukkan karyawan ini akan melakukan turnover.

Dampak turnover bagi perusahaan/organisasi
Turnover ini merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Semakin tinggi turnover, berarti semakin sering terjadi pergantian karyawan. Tentu hal ini akan merugikan perusahaan. Sebab, apabila seorang karyawan meninggalkan perusahaan akan membawa berbagai biaya seperti:
a. Biaya
Biaya ini sangat besar mulai dari proses pengiklanan, seleksi, training sampai pada penempatan, semua ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
b. Waktu
Banyak waktu yang hilang karena adanya proses seleksi karyawan baru ini, waktu yang seharunya bisa dilakukan untuk memikirkan pengembangan karyawan, malah tersita oleh proses rekruitmen karyawan.
c. Tenaga dan pikiran
Banyak tenaga dan pikiran yang tersita oleh keluarnya karyawan, sehingga mungkin banyak hal-hal lain yang sudah diagendakan akan terganggu atau tertunda karena adanya karyawan yang keluar.
d. Adanya produksi
Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan. Selama proses pergantian karyawan sudah dapat dipastikan akan ada proses produksi yang terhambat, terutama pada bidang tugas yang ditinggalkan karyawan tersebut. Minamal proses produksi tersebut akan terganggu sampai datangnya karyawan baru sebagai pengganti. Bahkan mungkin masih tidak optimal, karena karyawan baru tentunya masih perlu adaptasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar