PROSES vs HASIL
![]() |
Nabi
Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun
berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninggalkan penyembahan
berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa
memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan
terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh
Allah kepadanya, mengangkat derajat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat
yang sesuai dengan fitrah dan kodratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat
sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan medidik agar
mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.
Akan
tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan dan
menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan
beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai
seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya
dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi
penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan
datang masanya di mana kaumnya akan sadar diri dan datang mengakui kebenarannya
dan kebenaran dakwahnya.
Selain
itu, Nabi Nuh pun “gagal” dalam mengajak puteranya Kan’aan untuk kembali
kejalan yang benar, kembali kejalan yang diridhoi Allah, dia tetap memilih
jalannya sendiri bersama dengan orang-orang kafir lainnya.
Pertanyaannya
sekarang :
Apakah
Nabi Nuh adalah Nabi yang gagal dalam menjalankan tugas kenabiannya ?
Apakah
Nabi Nuh akan mendapatkan siksa (dosa) karena tidak mampu mengajak kaumnya
kejalan Allah ?
Nabi
Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir
tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru
kepada Allah : "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah
dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah
janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."
Allah
berfirman : "Wahai Nuh, Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk
keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu
menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu.
Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima
dakwahmu mengikuti jalan mu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan
golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya
dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari
risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan
Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan
walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan
tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai
tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Jelaslah disini bahwa Allah mementingkan proses dari pada
hasil, Allah tetap menghargai usaha yang telah dilakukan Nabi Nuh untuk
mengajak kaumnya agar beriman kepada Allah.