Laman

*** BINA PSIKOLOGI SURABAYA *** Alamat : Jl. Kedung Tarukan 2 / 31-A Surabaya, Telp. 03170272815 / 0817309685, email : mudhar.bps@gmail.com

Selasa, 22 November 2011

PROSES vs HASIL



Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat derajat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan kodratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia.
Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan datang masanya di mana kaumnya akan sadar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya.
Selain itu, Nabi Nuh pun “gagal” dalam mengajak puteranya Kan’aan untuk kembali kejalan yang benar, kembali kejalan yang diridhoi Allah, dia tetap memilih jalannya sendiri bersama dengan orang-orang kafir lainnya.
Pertanyaannya sekarang :
Apakah Nabi Nuh adalah Nabi yang gagal dalam menjalankan tugas kenabiannya ?
Apakah Nabi Nuh akan mendapatkan siksa (dosa) karena tidak mampu mengajak kaumnya kejalan Allah ?
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah : "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."
Allah berfirman : "Wahai Nuh, Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu. Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalan mu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Jelaslah disini bahwa Allah mementingkan proses dari pada hasil, Allah tetap menghargai usaha yang telah dilakukan Nabi Nuh untuk mengajak kaumnya agar beriman kepada Allah.





Rabu, 09 November 2011


PROFESI

Setiap orang yang masih ingin hidup tentunya harus mencari nafkah, ada yang bekerja di perusahaan, ada yang menjadi PNS, ada yang berwirastasta, ada yang menjadi sopir, ada yang menjadi tukang becak, ada yang menjadi petani, ada yang menjadi nelayan, tukang pungut ZIS (zakat, infaq, shodaqoh) dan masih banyak yang lainnya, dan jika disebutkan semua halaman ini tidak akan mampu memuatnya. Yang sering menjadi pertanyaan apakah semua pekerjaan tersebut merupakan “profesi” ? Jawabannya, semua orang sepakat bahwa semua profesi adalah pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahunan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan keterampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman bekerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut, dan terus memperbaharui keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi. Jelas pengertian profesi menitik beratkan pada kemampuan yang diperoleh dari pendidikan formal, sedangkan pada pekerjaan tidak mengharuskan demikian. Marilah kita lihat beberapa karakteristik tentang pekerjaan yang menjadi profesi.
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
2. Asosiasi : Profesi biasanya memiliki organisasi profesi, yang memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggota.
3. Pendidikan formal : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
 5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
 8.Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
 9.Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10.Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11.Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

Nah sekarang apakah pekerjaan anda adalah suatu profesi ?

Senin, 07 November 2011

DAGING QURBAN UNTUK SIAPA ?

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamdu ….
10 Dzulhijah merupakan salah satu hari besar umat islam, hari raya idul adha atau juga sering disebut hari raya qurban, karena pada hari ini umat islam dianjurkan untuk melaksanakan qurban. Firman Allah dalam al-qur’an“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar : 2). Dan sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berkorban) namun tidak berkorban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami."


Berbeda dengan ibadah zakat, tidak seluruh daging qurban itu wajib diberikan kepada fakir miskin. Istilah mustahiq dalam qurban berbeda dengan dalam zakat/shadaqoh yang meliputi 8 golongan, Fakir, miskin, amil, muallaf, budak, orang yang berhutang, fisabilillah dan ibnu sabil. Untuk qurban, dianjurkan untuk mengalokasikan daging qurban dalam 3 bagian. 1/3 untuk shadaqah (fakir miskin, dll), 1/3 untuk hadiah (kerabat, tetangga, dll termasuk non muslim, 1/3 untuk pengurban dan keluarganya (kecuali qurban nadzar, pengurban haram memakan bagian qurban). Alokasi itu sifatnya anjuran (sunnah) bukan kewajiban sehingga bisa dialokasikan berbeda misal semua untuk fakir miskin, atau alokasi lainnya. Hanya saja diwajibkan untuk selalu ada bagian shadaqoh meski sedikit, misal daging qurban semua di makan pengurbannya kecuali 1 kg diserahkan fakir miskin maka tetap sah sebagai qurban tetapi dengan nilai sedekah yang sedikit.

Jadi tidak ada masalah dalam pembagian daging qurban untuk orang kaya karena mereka pun punya hak dibagi qurban meski tidak memiliki hak memaksa karena kewenangan membagikan adalah hak pengurban. Bahkan yang lebih diutamakan tentu saja adalah sesuai sunnah yang membagi 3 bagian untuk shadaqoh, hadiah dan pengurban.

Minggu, 06 November 2011


Verbal dan Non Verbal

Hasil survey menunjukkan bahwa daya serap seseorang terhadap informasi atau pesan yang diterima antara tulisan (kata-kata),  voice (suara) dan visual menunjukkan bahwa daya serap terhadap informasi :
Words = 7%
Voice = 38%
Visual = 55%
Hal ini membuktikan bahwa orang lebih mudah dan lebih fokus terhadap informasi yang berupa visual. Bahasa tubuh sering kali diabaikan dalam proses komunikasi sehari-hari, penyampai pesan (komunikator) lebih banyak menyampaikan pesan melalui kata-kata yang diucapkan. Guru lebih banyak menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah-ceramah di depan kelas. Padahal penerima pesan lebih mudah dalam menangkap pesan yang berbentuk non verbal.
Mari kita lihat, ketika ada orang mengatakan “saya mohon maaf” kata-kata yang disampaikan itu adalah kalimat yang baik, kata-kata yang terpuji, namun jika disampaikan dalam wajah yang cemberut tentunya maknanya sudah berbeda. Kalimat yang baik (saya minta maaf) tadi akan hilang menjadi makna yang negatif, mungkin akan diartikan sebagai ungkapan yang terpaksa. Didalam proses interakasi dan komunikasi sehari-hari, sering kali bahasa tubuh ini diabaikan, padahal tidak sedikit orang tersinggung karena bahasa tubuhnya.

Agar komunikasi dapat efektif tentunya harus diselaraskan antara bahasa tubuh dengan bahasa verbalnya. Ketika bahasa lisan (kata-kata) tidak sesuai (bertentangan) dengan bahasa tubuh, maka penerima pesan akan memaknai atau akan menerima bahasa tubuhnya, sehingga pesan lisannya tidak akan berguna.